TarekatSyattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada abad ke 15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah asy-Syattar. Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini

Suasana Pembaiatan Tarekat Syadziliyah Maulana Syekh Abdul Munโ€™im bin Abdul Aziz bin Al Ghumari didampingi Khodim Zawiyah Arraudhah Muhammad Danial Nafis kepada peserta Halaqoh Shufiyah Wa Khotmul Kitab di Zawiyah Arraudhah, Jalan Tebet Barat VIII, No 50, Jakarta Selatan, 11-14 Mei 2017. Kajian kitab Al Anwaru Qudsiyah dan Taโ€™rif Muโ€™tasi Bi Ahwali Nafsi karya Syekh Abdul Azis bin Muhammad bin Shidiq Al Ghumari Al Hasani QS Foto Sebagaimana tarekat muktabarah lainnya, tarekat Syadziliyah juga bersumber dari Rabb al-Izzah Rabb al-Alamin. Ajaran tarekat, atau jalan, atau cara, atau metode menuju kepada Allรขh Swt tersebut kemudian disampaikan kepada Rasulullah Saw melalui malaikat Jibril As. Selanjutnya, oleh Rasulullah Saw metode itu lalu diajarkan kepada beberapa sahabat beliau. Oleh sahabat-sahabat beliau, tarekat kemudian diajarkan kepada para muridnya. Lalu, oleh muridnya itu kemudian diajarkan kepada muridnya pula. Demikian seterusnya, turun-temurun sampai akhirnya kepada Syaikh Abdus Salam bin Masyisy. Semenjak dari Rasulullah Saw sampai kepada Syaikh Abdus Salam, dalam kurun waktu sekitar 600 tahun, metode tersebut diajarkan dalam lingkup yang masih sangat terbatas. Tidak banyak orang yang bisa mengetahui dan mengenalnya. Di samping itu, selama itu pula ajaran tersebut masih belum memiliki nama atau sebutan. Selanjutnya, oleh Syaikh Abdus Salam, ajaran tersebut kemudian diajarkan kepada Syaikh Abu al-Hasan al-Syadzili. Setelah ajaran ini diterima oleh Syaikh Abu al-Hasan, lalu oleh beliau, selang beberapa tahun kemudian, ajaran ini dikembangkan dan disebarluaskan kepada masyarakat umum berikut dengan ajaran-ajaran tasawufnya. Oleh karena itu, di kemudian hari murid-murid beliau mengaitkan ajaran tarekat tersebut dengan nama beliau dengan sebutan tarekat Syadziliyah. Pada masa Syaikh Abu al-Hasan, terutama setelah beliau bermukim di Mesir, ajaran tarekat ini berkembang dengan amat pesat. Tarekat ini pun menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sampai kini, tarekat ini banyak memiliki pengikut di sebagian besar negara-negara di Afrika Utara, Kenya, Tanzania Tengah, sampai negara-negara di Amerika Barat dan Amerika Utara, serta negara-negara di Asia, termasuk Srilanka, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Sepeninggal Syaikh Abu al-Hasan, kekhalifahan tarekat ini kemudian dilanjutkan oleh murid terkemuka beliau bernama Syaikh Syihabuddin Abu al-Abbas Ahmad bin Umar al-Anshari al-Mursi al-Syadzili atau lebih dikenal dengan nama Syaikh Abu al-Abbรขs al-Mursรฎ w. 686 H./1288 M.. Di masa hidupnya, Syaikh Abu al-Abbas al-Mursi banyak memiliki murid masyhur yang amat berpengaruh dalam dunia Islรขm, di antaranya Shahibul Hikam Syaikh Ibnu Athaโ€™illah as-Sakandari w. tahun 709 H./1309 M., Syaikh Yaqut al-Arsyi w. 732 H./1331 M., Syaikh Abu al-Fath al-Maidumi, Shahibul Burdah Syaikh Muhammad bin Saโ€™id al-Bushiri wafat 649 H./1295 M., dan Syaikh Najmuddin al-Isfahani w. 721 H./1321 M.. Tiga nama pertama di atas, yaitu Syaikh Ibnu Athaโ€™illah, Syaikh Yaqut al-Arsyi, dan Syaikh Abu al-Fath al-Maidumi di kemudian hari menggantikan kedudukan Syaikh Abu al-Abbรขs al-Mursรฎ sebagai khalifah tarekat Syadziliyah. Tarekat Syadziliyah yang dibawa oleh Syaikh Ibnu Athaโ€™illah, secara umum lebih banyak berkembang ke wilayah barat Mesir, mulai dari kota Iskandaria sampai ke negara Libya, Aljazair, Tunisia, dan Maroko. Selain itu juga ke sebagian besar negara-negara berpenduduk muslim lainnya di daerah Afrika Barat, hingga sampai ke Spanyol dan beberapa negara lainnya di Eropa dan Amerika. Sedangkan perkembangan tarekat Syadziliyah yang dibawa Syaikh Yaqut al-Arsyi lebih mendominasi wilayah dalam negeri Mesir sendiri dan negara-negara di sebelah selatannya, seperti Sudan, Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Tanzania, hingga ke daerah timur Mesir, antara lain Yordania, Syiria, Turki, Irak, Iran, ke utara sampai ke semenanjung Balkan. Sementara itu, dakwah Syaikh al-Maidumi mendapat sambutan hangat di wilayah jazirah Arab, terutama di dua kota suci, Mekah dan Madinah. Justru dari kedua kota inilah pada akhirnya tarekat Syadziliyah menyebar dengan pesat ke negara-negara timur, mulai dari India, Pakistan, Afganistan, hingga sampai ke Malaysia dan Indonesia. Dari jalur Syaikh al-Maidumi inilah silsilah tarekat Syadziliyah sampai ke Indonesia, Manaqib Sang Quthub Agung, halaman 77-79. Pokok-pokok Ajaran Tarekat Syadiliyah 1. Taqwa kepada Allรขh Swt. lahir batin, yaitu secara konsisten istiqamah, sabar, dan tabah selalu menjalankan segala perintah Allรขh Swt. serta menjauhi semua larangan-Nya dengan berlaku waraโ€™ berhati-hati terhadap semua yang haram, makruh, maupun syubhat, baik ketika sendiri maupun pada saat di hadapan orang lain. 2. Mengikuti sunnah-sunnah Rasรปlullรขh Saw. dalam ucapan dan perbuatan, yaitu dengan cara selalu berusaha sekuat-kuatnya untuk senantiasa berucap dan beramal seperti yang telah dicontohkan Rasรปlullรขh Saw., serta selalu waspada agar senantiasa menjalankan budi pekerti luhur akhlakul karimah. 3. Mengosongkan hati dari segala sesuatu selain Allรขh Swt., yaitu dengan cara tidak mempedulikan makhluk dalam kesukaan atau kebencian mereka diiringi dengan kesabaran dan berpasrah diri kepada Allรขh Swt. tawakkal. 4. Ridha kepada Allรขh baik dalam kekurangan maupun kelebihan, yaitu dengan cara senantiasa ridha, ikhlas, qanaโ€™ah tidak rakus, nrimo ing pandum Jawa, dan tawakkal dalam menerima pemberian Allรขh Swt., baik ketika pemberian itu sedikit atau banyak, ringan atau berat, maupun sempit atau lapang. 5. Kembali kepada Allรขh dalam suka maupun duka, yaitu dengan cara secepatnya berlari kembali kepada Allรขh Swt. dalam segala keadaan, baik dalam suasana suka maupun duka. Kelima pokok tersebut bertumpu pada lima pokok berikut ini Memiliki semangan tinggi, karena dengan semangat yang tinggi, maka akan naik pula tingkat derajat terhadap segala yang haram, karena barang siapa yang meninggalkan segala yang diharamkan, maka Allรขh Swt. akan menjaga pula dalam khidmat/bakti sebagai hamba, karena barang siapa yang menjaga kebaikan dan kebenaran dalam taatnya kepada Allรขh Swt., niscaya akan tercapailah tujuannya dalam menuju kepada kebesaran dan segala yang difardhukan, karena barang siapa yang melaksanakan tugas kewajibannya dengan baik, niscaya akan bahagia dan menjunjung tinggi nikmat-nikmat dari Allรขh Swt., karena barang siapa yang menjunjung tinggi nikmat Allรขh, kemudian mensyukurinya, maka dia akan menerima tambahan-tambahan nikmat yang lebih besar. Kaifiyah Zikir Syadziliyah Membaca surat al-Fatihah dan ditujukan kepada Nabi Muhammad surat al-Fatihah dan ditujukan kepada Syaikh Abu al-Hasan al-SyadziliMembaca surat al-Fatihah dan ditujukan para silsilah guru mursyid tarekat SyadziliyahBeristighfar sebanyak 100 kaliMembaca shalawat Syadziliyah sebanyak 100 kali. Berikut ini bacaan shalawat tersebut ุงู„ู„ู‡ู… ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ุนูŽุจู’ุฏููƒูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ููƒูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุงู„ู’ุฃูู…ูู‘ูŠูู‘ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูู‘ู…ู’ ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง ุจูู‚ูŽุฏู’ุฑู ุนูŽุธูŽู…ูŽุฉู ุฐูŽุงุชููƒูŽ ูููŠู’ ูƒูู„ูู‘ ูˆูŽู‚ู’ุชู ูˆูŽุญููŠู’ู†ู Membaca Lรข Ilรขha Illalรขh sebanyak 100 kalimat berikut ini sekali. ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏูŒ ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ Selanjutnya membaca doโ€™a berikut ini ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู’ู…ู. ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‡ู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ูˆูŽุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณูŽู‘ู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุดู’ุฑูŽูู ุงู„ู’ู…ูุฑู’ุณูŽู„ููŠู’ู†ูŽ. ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ. ุญูŽู…ู’ุฏู‹ุง ูŠููˆูŽุงูููŠู’ ู†ูุนูŽู…ูŽู‡ู ูˆูŽูŠููƒูŽุงููุฆู ู…ูŽุฒููŠู’ุฏูŽู‡ู . ูŠูŽุง ุฑูŽุจูŽู‘ู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽู†ู’ุจูŽุบููŠู’ ู„ูุฌูŽู„ูŽุงู„ู ูˆูŽุฌู’ู‡ููƒูŽ ูˆูŽุนูŽุธููŠู’ู…ู ุณูู„ู’ุทูŽุงู†ููƒูŽ. ุงู„ู„ู‡ู… ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ุตูŽู„ูŽุงุฉู‹ ุชูู†ู’ุฌููŠู’ู†ูŽุง ุจูู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุฃูŽู‡ู’ูˆูŽุงู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽููŽุงุชูุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ู’ุถููŠู’ ู„ูŽู†ูŽุง ุฌูŽู…ููŠู’ุนูŽ ุงู„ู’ุญูŽุงุฌูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุชูุทูŽู‡ูู‘ุฑูู†ูŽุง ุจูู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ุณูŽู‘ูŠูู‘ุฆูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุชูŽุฑู’ููŽุนูู†ูŽุง ุจูู‡ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ุฃูŽุนู’ู„ูŽู‰ ุงู„ุฏูŽู‘ุฑูŽุฌูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุชูุจูŽู„ูู‘ุบูู†ูŽุง ุจูู‡ูŽุง ุฃูŽู‚ู’ุตูŽู‰ ุงู„ู’ุบูŽุงูŠูŽุงุชู ู…ูู†ู’ ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽุงุชู ููู‰ ุงู„ู’ุญูŽูŠูŽุงุฉู ูˆูŽุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู…ูŽุงุชู. ุงู„ู„ู‡ู… ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ู…ูŽู‚ู’ุตููˆู’ุฏููŠู’ ูˆูŽุฑูุถูŽุงูƒูŽ ู…ูŽุทู’ู„ููˆู’ุจููŠู’ ุฃูŽุนู’ุทูู†ููŠู’ ู…ูŽุญูŽุจูŽู‘ุชูŽูƒูŽ ูˆูŽู…ูŽุนู’ุฑูููŽุชูŽูƒูŽ. ุงู„ู„ู‡ู… ุงูู’ุชูŽุญู’ ู„ููŠู’ ุจูููุชููˆู’ุญู ุงู„ู’ุนูŽุงุฑููููŠู’ู†ูŽ. ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฎู’ุชูู…ู’ ู„ูŽู†ูŽุง ุจูุฎูŽุงุชูู…ูŽุฉู ุงู„ุณูŽู‘ุนูŽุงุฏูŽุฉู. ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ูŽุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู’ู†ูŽ ุณูŽุจูŽู‚ูŽุชู’ ู„ูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุญูุณู’ู†ูŽู‰ ูˆูŽุฒููŠูŽุงุฏูŽุงุชู . ุจูุฌูŽุงู‡ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฐููŠ ุงู„ุดูŽู‘ููŽุงุนูŽุฉู. ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฐูŽูˆูู‰ ุงู„ุณูู‘ูŠูŽุงุฏูŽุฉู. ูˆูŽุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฃูŽุจูู‰ ุงู„ู’ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุงู„ู’ุฎูŽุถูุฑู ุจูŽู„ู’ูŠูŽุง ุจู’ู†ู ู…ูŽู„ู’ูƒูŽุงู†ู ุฐููŠ ุงู„ู’ุงูุณู’ุชูู‚ูŽุงู…ูŽุฉู. ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุงู„ู’ุบูŽูˆู’ุซู ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ุธูŽู…ู ุงู„ุดูŽู‘ูŠู’ุฎู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฏูุฑู ุงู„ู’ุฌูŽูŠู’ู„ูŽุงู†ููŠู’ ุฐููŠ ุงู„ู’ูƒูŽุฑูŽุงู…ูŽุฉู. ุฑูŽุจูŽู‘ู†ูŽุง ุงูŽูู’ุฑูุบู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุตูŽุจู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุซูŽุจูู‘ุชู’ ุฃูŽู‚ู’ุฏูŽุงู…ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููŠู’ู†ูŽ. ุฑูŽุจูŽู‘ู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏูู‘ู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู. ูˆูŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ. ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุจูู‘ูƒูŽ ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุนูุฒูŽู‘ุฉู ุนูŽู…ูŽู‘ุง ูŠูŽุตููููˆู’ู†ูŽ ูˆูŽุณูŽู„ูŽุงู…ูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุฑู’ุณูŽู„ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‡ู ุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ. ุงู„ูุงุชุญุฉ Durrah al-Sรขlikรฎn, tanpa tahun, halaman 8-12 Di samping amalan zikir di atas, dalam tarekat Syadziliyah juga diajarkan beberapa bacaan hizb wirid seperti hizb Nashr, hizb Bahr, dan hizb Nawawi. Sumber

Hidayahal-Balighah, kitab fiqh yang isimya mengenai pembuktian dalam peradilan, kesaksian, dan sumpah. 'Umdat al Muhtajin ila suluk maslak al-Mufridin, kitab tasawuf yang isinya terdiri atas tujuh bab. Di akhir kitab ini Abdul Rauf menguraikan silsilah tarekat Syattariyah sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
๏ปฟ1. Tarekat syadzili dinisbatkan pada nama sufi besar, yaitu Abu Hasan As-Syadzili. Nama lengkapnya adalah Syaikh Abu Al-Hasan Ali Ibn Abdullah Ibn Abdul Jabbar As-Syadzili. Silsilah dari keturunannya sangat mempunyai hubungan dengan orang-orang garis keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan dengan demikian berarti juga keturunan Siti Fatimah, anak perempuan Nabi Muhammad SAW. Al-Syadzili sendiri pernah menuliskan silsilah keturunannya sebagai berikut Ali bin Abdullah bin Abd. Jabbar bin Yusuf bin Ward bin Batthal bin Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Agarmengetahui pengertian Thariqat 3. Agar mengetahui sejarah dan perkembangan Thariqat 4. Agar menambah wawasan bagi penulis dan pembaca 2 f BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Thariqat "Thariqat" โ€ซ ุทูŽ ูุด ู’ูŠู‚ูŽุญโ€ฌmenurut bahasa artinya "jalan", "cara", "garis", "kedudukan", "keyakinan" dan "agama". TarekatSyadziliyah Secara pribadi Abul Hasan asy-Syadzili tidak meninggalkan karya tasawuf, begitu juga muridnya, Abul Abbas al-Mursi, kecuali hanya sebagai ajaran lisan tasawuf, Doa, dan hizib. Ibn Atha'illah as- Sukandari adalah orang yang pertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduanya, sehingga kasanah tareqat InilahSilsilah dan Baiat Thariqah Habib Luthfi Bin Yahya. Kolom Abah 2 years ago. Inilah Nasab Habib Luthfi Bin Yahya Hingga Rasulullah Saw. Dawuh 2 years ago. Mengenal Tarekat Syadziliyah dan Ajarannya (1) Hikmah 2 years ago. Maqam Kewalian Habib Thaha Ciledug, Cirebon. Akhlak Santri 2 years ago. Karakteristik Akhlak dalam Islam. Halini membuktikan, bahwa pengaruh tarekat Syadziliyah sangat besar di Tanah Air", pungkasnya Baca Juga: Istana Negara Adakan Zikir dan Doa Kebangsaan Sementara itu, Syekh Shalahuddin al-Mistawi menyampaikan, sosok Imam Abu Hasal al-Syadzili merupakan sosok penting di dunia Islam, karena mampu membukakan gerakan ihsan yang menjadi basis dari
SejarahTarekat: Pertumbuhan dan Penyebaran di Dunia Islam (UUM Press) Mohd Faizal Harun 2018-01-01 Buku ini merupakan sebuah karya yang membicarakan sejarah tarekat dunia Islam. Lantaran itu, karya ini sesuai dibaca oleh khalayak umum yang ingin mengetahui persoalan tarekat dan lingkungan yang melingkarinya. Perbahasan yang dituangkan
Salahsatu mursyid tarekat Syadziliyah ini dikenal juga menelorkan banyak ulama yang mumpuni. Mbah Dalhar dilahir kan pada 10 Syawal 1286 H atau 10 Syawal 1798 - Je (12 Januari 1870 M) di Watucongol, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Penabalan itu diiringi dengan bai'ah dan pemberian silsilah tarekat Naqsyabandiyah yang berasal dari Nabi
TarekatSyadziliyah adalah tarekat yang dipelopori oleh Syeh Abul Hasan Asy Syadzili. Sanad atau Silsilah Tarekat Syattariyah. (Bagelan) kepada Kiai Mas Bagus Ahmadi (Kalangbret, Tulungagung), kepada Raden Margono (Kincang, Maospati), kepada Kiai Ageng Aliman (Pacitan), kepada Kiai Ageng Ahmadiya (Pacitan), kepada Kiai Haji Abdurrahman
  1. ะกฯ…ะถแŠขึ„ ีนฯ…ีบัƒฮปฮนั‰
  2. ะ•ัีญั‡ึ‡แˆดะธึ‚ ั…แ‰ณั‰
    1. ะฃั‡ะฐะผะฐะฑแŒท ฮดแˆฐ
    2. ีƒแˆขแ‹กะฐะณะป ะฒั€
    3. ี…ะพฯƒแ‹ฑแ‹Ÿ แ‹ฌ ะพ
.
  • rr88ac4dww.pages.dev/494
  • rr88ac4dww.pages.dev/567
  • rr88ac4dww.pages.dev/58
  • rr88ac4dww.pages.dev/833
  • rr88ac4dww.pages.dev/924
  • rr88ac4dww.pages.dev/143
  • rr88ac4dww.pages.dev/735
  • rr88ac4dww.pages.dev/804
  • rr88ac4dww.pages.dev/377
  • rr88ac4dww.pages.dev/420
  • rr88ac4dww.pages.dev/351
  • rr88ac4dww.pages.dev/123
  • rr88ac4dww.pages.dev/691
  • rr88ac4dww.pages.dev/666
  • rr88ac4dww.pages.dev/94
  • silsilah tarekat syadziliyah tulungagung